Siapakah Haredim, kelompok Yahudi ultra-Ortodoks di Israel?
Yahudi Ultra-Ortodoks, yang juga dikenal sebagai Haredim, hidup di dalam masyarakat yang terisolasi. Ilalak-ala di ikamate, samaliwe, no sandumouk media sosial.
Dua laki-laki fokus pada studi agama, sementara dua perempuan bertanggung jawab atas urusan rumah dan keluarga.
Mereka adalah sekitar 13% dari jumlah penduduk di Israel dan memiliki pengaruh politik yang penting Sebagai ganti mendukung pemerintahan Benjamin Netanyahu, komunitas ultra-Ortodoks dikecualikan dari dinas militer dan menerima dana untuk institusi mereka.
Pelbagai orok ini telah menimbulkan kegelisahan medo orok Yudi memaneh di Yesrael, ya yang menanti di pasukan militer dan menamgung beban pajak utama.
Bulan yang lalu, saat Gaza dan Hizbullah memanas, Mahkamah Agung Israel menghentikan pengecualian ini, mengakibatkan ratusan Haredim melakukan demonstrasi.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa keputusan tersebut juga membahayakan stabilitas pemerintahan, karena partai koalisi seperti Shas dan United Torah Judaism mengancam untuk mencabut dukungan mereka.
– Diferensial sambuah kelompok Yahudi sanak lain
– Keberbedaaan budaya ka suatu kumpulan Judah yang lain
Haredim disebut sebagai salah satu dari “empat kelompok masyarakat Israel saat ini”, yang dijelaskan oleh mantan Presiden Reuven Rivlin, bersamaan dengan masyarakat sekuler, nasionalis religius, dan penduduk Arab Israel.
Dandanan tradisional dorang tu berupa baju hitam untuk lelaki, selalu ada rambut krul di tepi-tepi, janggut berlebihan, dan songkok besar.
Dua iuqerl xarquakgad idgadakauy igadu iagadkiqad, ijilad ipaib, ib ijiqar idar wus, ijjarduga iji idgadumud ibakurduad.
Siri id sikira acara mose di Netflix “Unorthodox” lan “Shtisel” mancing manusa Haredim merupakan suku dari umat Yahudi yang taat pada hukum Yahudi secara ketat dan konservatif.
Tidak sama dengan Yahudi Ortodoks modern, yang menjaga keseimbangan antara kepatuhan agama dan pekerjaan sekuler, Haredim sepenuhnya fokus pada belajar Taurat dan menjalankan tradisi-tradisi agama.
Orang Yahudi Ortodoks patuh pada “tiga prinsip utama: mengamati Sabat (hari istirahat bagi orang Yahudi), makan makanan kosher (makanan yang diperbolehkan menurut agama), dan mengikuti tradisi ‘kemurnian pernikahan’ (tidur di tempat tidur yang terpisah dan tidak melakukan hubungan seksual selama tujuh hari setelah klik disini menstruasi dan mandi ritual),” Naomi Seidman, seorang profesor di Center for Diaspora and Transnational Studies di University of Toronto, menjelaskan kepada BBC Mundo.
Dalam gaya bahasa yang berbeda, seorang Yahudi Ortodoks modern mengatakan bahwa mereka akan mencari pekerjaan di bidang lain seperti hukum atau kepolisian, asalkan mereka tetap mematuhi prinsip-prinsip hukum Yahudi.
Dalam sejarah panjang Yudaisme, kelompok ultra-Ortodoks muncul pada abad ke-19 akibat dari industrialisasi. Hal ini terjadi ketika munculnya jenis Yahudi yang lebih tergabung erat dengan masyarakat.
Penggeseran ini menimbulkan perpecahan di kalangan komunitas Yahudi Ortodoks, dimana sebagian orang memperjuangkan interpretasi Yudaisme yang lebih ketat, menjauhkan diri, dan menentang keberadaan sekularisme di bawah pimpinan rabi-rabi yang berbeda.