Home / Uncategorized / Menjadi Dokter dan Aktivis Politik

Menjadi Dokter dan Aktivis Politik

Menurut wartawan tiga zaman, Rosihan Anwar, Sul memang memiliki daya tarik tersendiri. Dalam obituari Prof. Dr. Julie Sulianti Saroso yang dia tulis di harian Kompas, 3 Mei 1991, Rosihan menyebut bahwa Sul sudah menonjol sejak dia masih menjadi mahasiswa kedokteran.

”Di zaman penjajahan, tidak banyak jumlah dokter wanita Indonesia dan Syuul termasuk yang menonjol. Sebagai mahasiswa kedokteran, ia menarik perhatian karena cantik, lincah dalam pergaulan, dan karena dia sportgirl, gemar bermain tenis. Ia bergerak dalam lingkungan yang oleh wartawan Zentgraaf dari DeJava Bode disebut dengan istilah deJavaanse elitein Batavia seperti keluarga dr. Oerip, dr. Latip atau deregentenfamiliesvan Bandung, Buitenzorg, Cianjur yang sosialisasi mereka dijepret fotograf dan dimuat dalam majalah Belanda DeOrient,” demikian tulis Rosihan.

Lulus dari GHS, Sul bekerja di Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) atau yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Pusat dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pada masa-masa ini, dia turut aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menurut Rosihan Anwar, Sul sebenarnya seorang dokter yang cenderung apolitis, tak menaruh minat pada rtp slot live persoalan politik. Namun, masa pendudukan Jepang (1942-1945) dan Agresi Militer Belanda II (1945-1949) mengubahnya menjadi lebih peduli dengan perjuangan kemerdekaan dan memutuskan untuk turut aktif.

Kala itu, Sul dengan cekatan menolong para pejuang yang terluka di garis depan. Tidak hanya sebagai tenaga medis, dia juga aktif mengorganisasi dapur umum demi memenuhi kebutuhan para gerilyawan yang masuk kota. Sebagai dokter wanita, Sul dikenal sebagai pribadi yang berani. “Tanpa kenal takut, dia terjun di front Tambun (Jawa Barat), Gresik, Demak, dan Yogyakarta. Karena keberaniannya, ia sempat ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda selama dua bulan di Yogyakarta,” dikutip dari Historia.id.

Sul yang saat itu menjadi dokter penyakit anak di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, juga aktif dalam sejumlah organisasi wanita. Tercatat, dia menjadi anggota Dewan Pimpinan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan aktif di Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia sebagai perwakilan Pemuda Putri Indonesia (PPI). Bersama teman-temannya, dia juga membentuk Laskar Wanita yang diberi nama Wanita Pembantu Perjuangan (WAPP).

Call Now Button